SUMBAWA BARAT, NTB, KOMPAS.com--Peneliti kebudayaan
dan sejarah Sumbawa dan Sumbawa Barat mengungkapkan hasil risetnya
terkait dengan asal muasal sejarah hadirnya ’Karang Taliwang’ di
Kecamatan Cakra Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Ketua lembaga
Kesenian Masyarakat Sambawa dan Samawa Ano Rawi (Kemas Samwi), M. Pathi,
mengemukakan, Karang Taliwang yang berada di Pulau Lombok memiliki
kaitan erat dengan keturunan kerajaan Taliwang Tengah Dalam (Sumbawa
Barat) yang berdiri sekitar abad ke-13.
Hasil riset pihaknya sejak
lima tahun terakhir menemukan berbagai referensi sumber sejarah dari
beberapa pecahan kitab ’Negara Kertagama’ karangan Empu Prapanca semasa
berdirinya Kerajaan Majapahit.
"Ketika itu, kekuasaan Majapahit
meliputi hampir seluruh kawasan nusantara, tidak terkecuali di Sumbawa.
Kerajaan Taliwang Tengah Dalam menurut catatan kitab itu adalah kerajaan
pertama berdiri di Tanah Samawa sebelum kesultanan Sumbawa pada abad
ke-17," katanya.
Sejarah Karang Taliwang dikisahkan juga dalam
buku yang ditulis dari Lalu Manca (penulis sejarah keturunan raja
Taliwang). Buku yang terdiri atas kumpulan tulisan dari pelepah daun
’jontal’ (daun lontar) itu konon masih disimpan keturunan raja Taliwang.
Di
sana dikisahkan, antara abad ke-14 hingga 17 terjadi peperangan antara
Kerajaan Karang Asam (Bali) dengan Kerajaan Selaparang (Pulau Lombok).
Pertempuran
itu pecah akibat pelarian putra mahkota Raja Karang Asam ke tanah
Selaparang, akibat pelanggaran adat keras. Pelarian itu dibuntuti oleh
sepasukan tentara Kerajaan Karang Asam hingga ke Selaparang.
"Intinya,
raja Karang Asam meminta putranya kembali untuk mempertanggungjawabkan
pelanggaran adat yang dilakukan. Namun sang putra (nama belum diketahui)
berniat meminta suaka kepada Kerajaan Selaparang. Raja Karang Asam
tidak terima tindakan itu, dan lantas mengumumkan perang," katanya.
Dalam
catatan selanjutnya, diketahui bahwa Kerajaan Selaparang dan Kerajaan
Taliwang memiliki satu garis keturunan dengan kerajaan Banjar di
Kalimantan.
Merasa bersaudara. Kerajaan Taliwang mengirimkan
pasukan yang terdiri atas pria-pria sakti ke medan pertempuran. Pasukan
Kerajaan Taliwang pun bergabung dengan pasukan Kerajaan Selaparang di
suatau wilayah, di mana pasukan dua kerajaan ini membangun markas yang
berhadapan langsung dengan pasukan Karang Asam.
"Kami meneliti dan
berdasarkan beberapa sumber sejarah. Para kesatria Kerajaan Taliwang
memberi nama zona pertemupuran itu sebagai Karang Taliwang. Makanya
hingga kini, bahasa Taliwang (Sumbawa Barat) dan Karang Taliwang
(Lombok) sama," ujarnya.
Pathi menjelaskan, penduduk Taliwang
sekarang yang mendiami pusat kota Kabupaten Sumbawa Barat pada awalnya
didominasi oleh etnis Bugis Makassar. Bahkan raja-raja Taliwang saat itu
berasal dari keturunan Bugis Makassar. Namun seiring dengan
perkembangan politik pada saat itu, dominasi keturun Bugis pun tidak
bertahan lama.
Keturunan Bugis (daeng) diganti oleh keturunan Raja
Banjar yang bergelar Pangeran atau Gusti. Bahkan dikatakan bahwa
keturunan raja Banjarlah yang meneruskan sultan-sulatn Sumbawa sampai ke
dinasti terakhir.
Kerajaan Taliwang merupakan kerajaan yang besar
di wilayah Sumbawa dan Nusa Tenggara. Itu dapat dilihat dari keterangan
yang ditulis Empu Prapanca melalui kitabnya Nagara Kertagama.
Pada
kitab itu, Kerajaan Taliwang termaktub pada syair 14 dan 15. Bahwa
Kerajaan Taliwang termasuk dalam susunan daerah ’Yang Delapan’.
Wilayahnya
meliputi bagian kelima, dengan susunan, sebelah timur Jawa, seluruh
Nusa Tenggara sebagai berikut. Bali (Bedulu), Lua Gaja, Gurun (Nusa
Penida) baru masuk urutan kelima Taliwang, Sumbawa, Dompu, Sapi (Sape),
Sangyang Api (Gunung Api), Seram (Seran), Hutan (Utan), Kedali (Buru),
Gurun (Gorong), Lombok Mira (Lombok Barat), Saksak (Lombok Timur),
Sumbawa dan Timor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar